Kemarahan adalah emosi alami manusia yang semua kita mengalaminya dari waktu ke waktu. Itu dapat dipicu oleh berbagai macam factor, seperti frustasi, ketakutan, kekecewaan, atau ketidakadilan yang dirasakan. Meskipun kemarahan pada tingkat tertentu adalah normal dan sehat, namun ketika kemarahan tersebut menjadi berlebihan atau tidak terkendali, hal ini dapat berakibat negatif, baik bagi kesehatan mental dan fisik kita, serta hubungan dan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
Buku 'Manajemen Kemarahan' ini adalah merupakan panduan komprehensif yang bertujuan untuk membantu pembaca memahami sifat dari kemarahan, penyebabnya, dan strategi efektif untuk mengelolanya secara konstruktif dan sehat. Buku ini ditulis oleh para ahli psikologi dan kesehatan emosional, untuk memberikan kiat praktis dan alat dalam mengelola kemarahan serta mencegahnya menjadi berlebihan.
Buku ini dimulai dengan mengeksplorasi berbagai bentuk kemarahan, termasuk perilaku pasif-agresif, kemarahan yang diredam, dan ledakan yang meledak-ledak. Kemudian, buku ini membahas proses-proses psikologis dan fisiologis yang mendasari kemarahan, membantu para pembaca untuk mengenali pemicu dan pola perilaku mereka sendiri.
Inti dari buku ini dikhususkan untuk memberikan teknik dan latihan praktis dalam mengelola kemarahan, termasuk teknik relaksasi dan kesadaran, restrukturisasi kognitif, dan keterampilan komunikasi. Para penulis menekankan pentingnya kesadaran diri, empati, dan ketegasan dalam mengelola kemarahan secara efektif.
Di sepanjang buku ini, pembaca didorong untuk merefleksikan pengalaman mereka sendiri dengan kemarahannya, dan mengembangkan rencana pribadi untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat dan berkelanjutan. Dengan saran-saran praktis dan teknik-teknik berbasis bukti, "Manajemen Kemarahan" merupakan sumber penting bagi siapa saja yang ingin mengendalikan kemarahan dan meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.

Auteur de best-sellers sur Amazon, Owen Jones, originaire de Barry, au Pays de Galles, a vécu dans plusieurs pays et en a visité beaucoup d`autres. Dans les années 70, alors qu`il étudiait le russe en URSS, il côtoyait régulièrement des espions. Après ses études universitaires, au Suriname, il a été impliqué dans le coup d`État de 1982, où il a été accusé d`être un mercenaire. Il a ensuite rejoint, alors qu`il était chef d`entreprise, un équipage de quatre personnes en tant que cuisinier pour embarquer, de Barry à Gibraltar, à bord d`un yacht en béton de fabrication artisanale, pendant l`opération Tempête du désert. En plein milieu de son voyage, le yacht a failli être éperonné par un pétrolier russe et par un porte-avions américain, l`Atlantic Challenger. Il a vécu depuis 2004 principalement au Royaume-Uni, en Espagne et en Thaïlande. Il mène aujourd`hui une vie un peu plus tranquille dans le village agricole isolé de sa femme, situé dans le nord du pays, où il écrit, édite et multiplie les traductions et les narrations de ses romans.